Selasa, 13 November 2012

Review Puisi Esai “Bunga Kering Perpisahan”



Judul Buku                  : Atas Nama Cinta, Sebuah Puisi Esai, Isu Diskrimasi dalam Untaian
  Kisah Cinta yang Menggetarkan Hati.
Penulis                         : Denny J.A.
Penerbit                       : Renebook House of Enlightenment & Eternity
Kota Terbit                  : Jakarta Selatan
Tahun Terbit                : April 2012
Jumlah Halaman          : 215
Warna Jilid Buku        : merah
Jenis Buku                   : faksi (fakta dan imajinasi)
Nomor ISBN              : 978-602-19153-2-5
Cetakan                       : ke-1

Cinta di Titik Nol
Oleh Wilda Widyawati

Denny Januar Ali, seorang pakar politik yang kariernya telah melejit sampai ke dunia usaha, antara lain: konsultan, food and beverage, properti, dan tambang. Sebagai konsultan politik, dia memberikan kontribusi dalam menganalisis perkembangan politik Indonesia. Berikut buah pena karya pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, 4 Januari 1963:
1.        Manufer Elit, Konflik dan Konservatif Politik Opini di: Koran Tempo , LKiS, 2006.
2.        Para Politisi dan Lagunya Kumpulan Kolom: Rakyat Merdeka, Sindo, LKis 2006.
3.        Jatuhnya Soeharto dan Transisi Demokrasi Indonesia ( Denny JA, LKis ) , 2006.
Tiga judul buku di atas adalah sebagian dari mahakaryanya. Seolah tidak puas dengan prestasi yang diraih, pria bergelar Ph.D. dari Ohio State University, Amerika Serikat bidang Comparative Politics ini melebarkan sayapnya ke ranah jurnalistik, host untuk program politik di Metro TV dan Radio Delta FM (2002), Direktur eksekutif Universitas Jayabaya Jakarta.
            Denny membuat gebrakan baru yaitu peluncuran sebuah buku Atas Nama Cinta yang berisi kumpulan puisi esai tentang isu diskriminasi dalam untaian kisah cinta yeng menggetarkan hati. Walaupun puisi, tulisannya tetap berbalut argumentatif. Buku ini berjenis faksi (fakta dan imajinasi) karena di dalamnya berisi rangkaian kejadian autentik dan dipadukan dengan cerita fiktif agar lebih variatif dan inovatif.
            Sama halnya dengan “Romi dan Yuli dari Cikeusik”, puisi “Bunga Kering Perpisahan” ini mengusung tema tentang kasih tak sampai. Dewi seorang gadis muslimah dan Albert anak pendeta. Mereka sudah saling mengenal sejak kecil dan mengalami banyak kecocokan dalam berbagai hal. Ketika mereka tumbuh dewasa, timbullah benih-benih cinta. Rasa itu semakin kuat sehingga mereka pernah berjanji untuk terus hidup bersama. Kisah cinta mereka diketahui oleh ayah Dewi. Ayahnya langsung terperanjat emosi dan tanpa konfirmassi, dia langsung menjodohkan anaknya dengan Joko, seorang santri. Tekad ayah sudah bulat dan mutlak, pernikahan pun terjadi.
            Dewi dan Joko telah sepuluh tahun mengarungi bahtera rumah tangga, namun Dewi tak mampu mengganti sosok Albert dalam hatinya. Semakin ingin dilupa semakin ingat masa-masa indah yang telah dibina dulu. Dewi sakit, Joko sakit, dan Albert pun sakit. Pada akhirnya tibalah waktu Joko dipanggil ke alam baka oleh Sang Khalik setelah mengarungi hidupnya dengan Dewi tanpa warna. Dewi sudah membulatkan tekad untuk segera menemui Albert. Namun, bagaikan disambar petir di siang bolong, tiba-tiba Dewi mendengar kabar dari Ibu Albert bahwa Albert telah meninggal dunia saat melakukan pendakian terakhir. Sepucuk surat diterima oleh Dewi, tulisan tangan Albert berbunyi: “Dewi, mungkin sudah kaukirim kembali bunga kering itu sekarang. Tapi yang akan kauterima hanya surat ini. Aku tak berniat mengingkari janji! Aku sekarang mungkin ada di alam lain dan janjiku tetap seperti dulu. Cintaku hanya untukmu yang tak sampai hanya karena kita beda agama.”
Dua laki-laki yang pernah dekat dengan Dewi akhirnya meninggalkannya untuk selama-lamanya. Begitulah naluri manusia yang selalu mengikuti perasaan tanpa mengaitkan dengan logika. Cintailah makhluk-Nya karena Allah. Manusia merupakan makhluk fana, sedangkan Allah sejati tak lekang oleh waktu. Jika kita berprinsip seperti itu, kita tidak akan menggantungkan hidup dan mati kita terhadap ciptaan-Nya. Bagai bergantung di akar lapuk, ungkapan ini sangat cocok dengan kisah ini karena Dewi telah menggantungkan cintanya kepada Albert yang tak kuasa memberikan cinta yang kekal. Setelah kematian datang menjemputnya, dia pun pergi menggoreskan kesedihan di relung jiwa Dewi. Jika Dewi ikhlas menjalani semua itu, mungkin kejadiannya tidak akan sepelik itu. Joko pun akan bertahan hidup di dunia ini karena cinta. Jika Albert membuka hati untuk wanita lain, dia pun akan hidup bahagia dan tidak menyia-nyiakan waktu karena hidup ini hanya satu kali. Secara medis juga telah terbukti bahwa dengan merasa bahagia secara mental dan fisik akan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh seseorang.
            Nabi Muhammad SAW., menggolongkan manusia menjadi tiga, yaitu: “Barangsiapa yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin maka dia adalah orang yang beruntung, barangsiapa yang hari ini sama seperti hari kemarin maka dia orang yang merugi, dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka dia adalah orang yang celaka.” Dewi dan Albert termasuk golongan ketiga dari hadis tersebut karena semakin hari kehidupan mereka semakin buruk.  Nabi SAW., "Pada waktu malam saya diisrakkan sampai ke langit, Allah SWT., telah memberikan lima wasiat, diantaranya :
1.    Janganlah engkau gantungkan hatimu kepada dunia karena sesungguhnya Aku tidak menjadikan dunia ini untuk engkau.
2.    Jadikan cintamu kepada-Ku sebab tempat kembalimu adalah kepada-Ku.
3.    Bersungguh-sungguhlah engkau mencari surga.
4.    Putuskan harapan dari makhluk karena sesungguhnya mereka itu sedikitpun tidak ada kuasa di tangan mereka.
5.    Rajinlah mengerjakan sembahyang tahajud karena sesungguhnya pertolongan itu berserta qiamullail.
Kelebihan buku ini adalah terdapat footnote atau catatan kaki yang memperluas cakrawala kita tentang ilmu-ilmu yang belum pernah kita ketahui. Jadi, membaca buku fiksi, tapi seperti membaca buku nonfiksi. Penulis berimajinasi sesuai dengan bukti autentik. Ini merupakan terobosan baru dalam dunia sastra. Namun, dalam membaca buku ini dibutuhkan personal yang ahli dalam berbagai disiplin ilmu. Tanpa pengetahuan yang memadai dikhawatirkan terjadi miskonsepsi.
Pemahaman sekuler lebih ditonjolkan dalam buku ini. Atas segala ketidakmampuannya, Albert pun berkata, “Umat manusia, sudah lebih dari 150 ribu tahun umurnya. Berturut-turut agama pun diturunkan, diwartakan, dipertentangkan. Manusia lebih tua dari agama. Sudah ada cinta sejak manusia diciptakan-Nya. Cinta lebih tua dari agama. Janganlah agama mengalahkan cinta”. Begitulah kerangka berpikir penulis yang dituturkan lewat tokoh dalam cerita ini. Lalu, apa dasar penulis mengatakan cinta lebih tua dari agama? Sejarah masa lalu dalam hidup manusia tidak bisa dijadikan dalil yang akurat karena kehidupan manusia tidak sama masanya. Kita tidak bisa menghakimi suatu perkara di zaman yang berbeda. Ada banyak hal yang lebih tua dari agama. Apa itu berarti tidak bisa diatur oleh agama? Justru agama datang untuk menertibkan yang lebih tua. Jika menggunakan persepsi seperti ini, manusia pun bisa dikategorikan lebih tua daripada agama. Jadi, manusia mana yang hidupnya tidak diatur oleh agama?
Berikut ini paham yang salah tentang pernikahan beda agama menurut Ali (2012) dalam Mulia, dkk. (2003):
Ada keterangan bahwa Nabi Muhammad SAW., pernah menikah dengan Maria Qibtiyah, seorang perempuan beragama Kristen Koptik Mesir dan Sophia yang beragama Yahudi. Para sahabat seperti Usman bin Affan menikah dengan Nailah binti Quraqashah al-Kalbiyah yang Nasrani, Thalhah bin Ubaidillah menikah dengan perempuan Yahudi di Damaskus, Huzaifah menikah dengan perempuan Yahudi di Madyan. Para sahabat lain, seperti Ibnu Abbas, Jabir, Ka’ab bin Malik, dan Al-Mughiroh bin Syu’ban juga menikah dengan perempuan-perempuan ahli kitab. Keterangan ini disampaikan oleh Prof. Musdah Mulia, Prof. Kautsar Azhari Noer, dan Prof. Zainun Kamal dalam Klub Kajian Agama (KKA) ke-200, yang digelar Yayasan Paramadina pada 17 Oktober 2003 dalam laporan “Tafsir Baru atas Nikah Beda Agama”.
Pernyataan tersebut sangat kontradiksi dengan kenyataan sebenarnya karena tidak ada sejarah dan ayat yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad telah menikah dengan Maria Qibtiyah. Fakta yang terjadi adalah Maria Qibtiyah seorang hamba sahaya nabi Muhammad yang telah diperlakukan layaknya seorang istri oleh beliau. Tradisi pada zaman tersebut yaitu seorang hamba sahaya tidak dinikahi oleh tuannya. Sebelum Islam diturunkan, perbudakan sangat merajalela dan tidak ada batasan yang membatasi, artinya siapa saja bisa dijadikan budak dengan cara apapun, seperti dirampas, diculik, dan sebagainya. Namun ketika Islam datang, perbudakan sangat dibatasi, yaitu hanya tawanan perang yang boleh dijadikan budak, sebab hal ini sudah menjadi konvensi internasional, orang Islam pun yang ditawan oleh musuh akan dijadikan budak. Namun demikian, Islam sangat menganjurkan kepada umatnya untuk memerdekakan para budak, diantaranya dijadikan sebagai tebusan untuk membayar kafarat dalam beberapa pelanggaran syariat, seperti kafarat sumpah, membunuh dengan tidak sengaja dan sebagainya. Dalam Islam budak perempuan dihalalkan untuk digauli sebagaimana layaknya seorang isteri, namun budak tersebut hanya boleh digauli oleh tuannya saja. Artinya budak yang dimiliki oleh seorang bapak tidak boleh digauli oleh anaknya atau siapapun juga. Bahkan apabila dia telah melahirkan anak, ummul walad, tuannya tidak boleh menjualnya kepada yang lain, tetapi dia harus terus memeliharanya atau memerdekakannya. Diantara dalilnya adalah ayat di atas dan beberapa ayat berikut ini: “Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina” (QS. Annisa:24). Perlu dicatat karena ayat-ayat Alquran itu diwahyukan oleh Allah secara bertahap, masa itu hamba sahaya masih berlaku. Kita tidak bisa menghakimi suatu perkara di zaman yang berbeda karena waktu itu belum ada pedoman yang mengecam perlakuan terhadap hamba sahaya.
Pada zaman dahulu pernikahan ahlul kitab–Nasrani pengikut nabi Isa, Yahudi pengikut nabi Musa dan nabi Daud–diperbolehkan karena mereka memegang satu kepercayaan yaitu Allah SWT. Akan tetapi, saat ini kitab Injil, Zabur, dan Taurat sudah mengalami penyimpangan tentang penyekutuan Allah. Di dalam Injil dahulu, nabi Muhammad sebagai penutup, sedangkan nabi Isa adalah utusan Allah. Tapi, kitab Injil yang sekarang mengatakan bahwa nabi Isa yang dinamakan oleh mereka sebagai yesus dianggap sebagai anak Allah. Allah sudah menghapuskan pernikahan ahlul kitab dalam surat (Albaqarah:221) yang berbunyi: “Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.”
Islam membolehkan pernikahan beda agama kalau terpaksa dan syaratnya laki-laki itu harus muslim. Denny J.A., Prof. Musdah Mulia, Prof. Kautsar Azhari Noer, dan Prof. Zainun Kamal mengambil dalil dalam Alquran sepotong-sepotong, jadi pemahamannya pun setengah-setengah. Jika hal ini terjadi, kita bisa tersesat terutama kaum awam yang mudah terhasut oleh paham baru. Contoh kutipan ayat yang hanya diambil setengah, alladinahum an solatihim saahun ‘bagi orang yang lalai di dalamnya’, sangat jelas terlihat penyimpangannya. Hal ini merupakan amanah dari Allah jika kita keliru dalam penyampaiannya, azab Allah sangat pedih. Musda tidak mengisahkan lagi kalau perempuan yang beda agama itu harus mengikuti agama suami.  Fatwa MUI menyatakan bahwa seandainya sudah terjadi pernikahan, istri wajib ikut agama suami dan suami harus yang muslim. Kalau pernikahan wanita muslim dengan laki-laki nonmuslim itu jelas haram secara hukum dan syara. Musda mulia juga tidak mengerti kedudukan nonmuslim zaman dahulu dengan sekarang itu berbeda.  “Dan dihalalkan mangawini wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Alkitab sebelum kamu.” (Almaidah:5)

Taurat adalah tulisan berbahasa Ibrani, berisikan syariat (hukum) dan kepercayaan yang benar dan diturunkan melalui Musa. Isi pokok Taurat adalah sepuluh firman Allah bagi bangsa Israel. Selain itu, Taurat berisikan tentang sejarah nabi-nabi terdahulu hingga Musa dan kumpulan hukum. “(Tuhan Allah) telah menurunkan kitab kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang terdahulu dari padanya, lagi menurunkan Taurat dan Injil” (Alimran: 3). Kemudian, dikirimkanlah Zabur kepada nabi Daud yang berisi pujian untuk Allah. Namun, kitab ini tidak mengandung syariat karena Daud diperintahkan untuk meneruskan syariat yang telah dibawa oleh Musa. “Dan kami telah memberi kitab Zabur kepada Nabi Daud” (Annisa: 163).  Setelah itu, muncullah Injil yang pertama kali ditulis menggunakan bahasa Suryani melalui murid-murid Isa untuk bangsa Israel sebagai penggenap ajaran Musa. Kata Injil sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu euangelion yang berarti ‘kabar gembira’. Injil-injil tidak mempunyai pembahasan sistematis mengenai satu tema atau tema-tema tertentu meskipun di dalamnya banyak membahas hal kerajaan Surga. “Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa” (Almaidah 5:46). Akhirnya Allah mengwahyukan Kitab Suci Alquran kepada Nabi Muhammad saw., pelengkap dari ketiga kitab terdahulu, sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat manusia karena di dalamnya berisi panduan filsafat semesta, catatan sejarah, peringatan-peringatan dan motivasi, dasar-dasar hukum, serta doa-doa. “Tidaklah mungkin Alquran ini dibuat oleh selain Allah, akan tetapi (Alquran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam” (QS. Yunus:37). “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya” (QS. Yusuf:2).

Saat ini, Taurat, Zabur, dan Injil telah diselewengkan isinya. “Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: “Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia.” Katakanlah: “Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahuinya?” Katakanlah: “Allah-lah (yang menurunkannya)”, kemudian (sesudah kamu menyampaikan Alquran kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya” (QS. Al An’am:91). 
               Kelemahan buku ini adalah kurang utuhnya cerita yang memberikan kesan menggantung terlihat dari fakta yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad pernah menikah dengan wanita beragama Kristen. Denny seharusnya memberikan klarifikasi tentang kondisi agama dan kitabnya pada zaman dahulu hingga sekarang agar tidak terjadi indoktrinisasi dan miskonsepsi untuk para pembaca awam. Buku ini cocok untuk kaum yang sudah sangat paham tentang agama, politik, budaya, dan sosial.                     

Selasa, 18 September 2012

Alasan Pemecatan Paling Populer

Tak ingin karier Anda berakhir dengan pemecatan? Jangan pernah melakukan hal-hal berikut.

1. Tidak disiplin
Setiap perusahaan memiliki peraturan masing-masing. Ada yang mengharuskan datang pukul 08.00, ada juga yang mewajibkan memakai seragam. Jika tidak bisa tunduk pada peraturan perusahaan, maka besar sekali kemungkinan Anda untuk dipecat.

Pelajari dengan baik peraturan perusahaan sejak awal penandatanganan kontrak kerja. Jika memang ada yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang Anda anut, sebaiknya bicarakan sejak awal. Jangan sampai Anda justru dianggap sebagai karyawan yang membangkang alias tidak patuh.

2. Tidak fleksibel
Tugas Anda memang sudah ditentukan sesuai dengan jabatan yang telah diberikan, namun terkadang tak tertutup kemungkinan Anda masih harus mengerjakan hal yang lain (demi mendukung tugas utama). Menolak pekerjaan tambahan bukanlah hal yang baik. Itu akan memberikan kesan bahwa Anda pemalas, tak bisa bekerjasama juga tak patuh pada perintah atasan.

3. Malas-malasan
Di kantor Anda lebih sering buka akun jejaring sosial ketimbang kerja, lebih sering tidur siang ketimbang berdiskusi soal pekerjaan. Tak hanya itu, Anda bahkan sering meninggalkan meja kerja tanpa keterangan jelas. Jika ini terus berlanjut, Anda memberi alasan kuat bagi atasan untuk memecat Anda.

4. Koruptor
Tak ada alasan untuk memaafkan seorang koruptor kan?

5. Ratu/Raja Drama
Anda selalu membesar-besarkan konflik dan masalah, baik masalah pribadi atau kantor. Tak jarang Anda membuat kehidupan kantor layaknya sinetron yang sarat drama. Suasana kantor jadi tak nyaman karena Anda. Jangan heran jika surat pemecatan Anda terima.

6. Pelecehan seksual
Pelaku pelecehan seksual tak bisa dimaafkan, termasuk di lingkungan kantor.

7. Tak bisa beradaptasi dengan lingkungan
Dalam bekerja, Anda harus beradaptasi dengan lingkungan. Tak sedikit pekerjaan Anda yang akan bersinggungan dengan divisi lain. Jika Anda tak bisa beradaptasi dan menjadi karyawan yang individual, kemungkinan besar nama Anda akan muncul di daftar teratas orang-orang yang akan dipecat. Kemampuan bekerjasama dan adaptasi adalah salah satu kunci sukses dalam bekerja.

 

Senin, 14 Mei 2012

Cukang Taneuh (Ciamis), Miniatur Grand Canyon (Corolado, Amerika Serikat)


Kamis, 19 April 2012, Saya, Hani, Reccy, dan Endah berbagi cerita di kamar mess saya. Awalnya, Reccy bercerita tentang pengalaman dia ketika rafting ‘arung jeram’ di Citarik. Kami pun sangat antusias mendengarkan kronologinya dan terpacu untuk pergi ke sana. Iseng-iseng Reccy googling tempat-tempat wisata alam di area Jawa Barat, mulai dari Sawarna Beach (Kabupaten Lebak, Banten). Area ini sangat terkenal dengan keeksotisan penghuni alam dasar laut dan pasir putih yang menawan. Pencarian beralih ke Umang Island (Selatan Ujung Kulon, Desa Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten). Pulau ini mirip dengan Gili Trawangan, Lombok. Jika Anda berdomisili di Jawa Barat dan ingin berkunjung ke Gili Trawangan, don’t cry and don’t sad, gak usah nyebrang pulau, cukup menginjakan kaki Anda ke Umang Beach, segala hasrat Anda akan terpenuhi. (Hehe...Sotoi banget, padahal saya aja belum ke sana :D). Pencarian terakhir yaitu Pangandaran Beach (Ciamis, Jawa Barat). Hal yang mengundang ketertarikan kita adalah terdapat sebuah miniatur Grand Canyon, Corolado, Amerika Serikat, di tempat itu. Setelah melakukan voting, kami pun berencana untuk berlibur ke Pangandaran Beach minggu depan.
 
Sehari menjelang kepergian ke Pangandaran Beach, dua personel tim penjelajah tidak bisa ikut karena harus mengemban tugas instansi. Yang tersisa hanya empat orang. Dengan penuh skeptis kami mencoba melangkah. Tiba-tiba pukul 16.00 WIB, 26 April 2012 kami pun sepakat untuk tetap pergi walaupun hanya empat orang. Saya dengan sigap segera menelefon ayah saya untuk mempersiapkan mobil dan sopir. Teh Yuyun browsing hotel. Risdha menelefon hotel. Kami bertiga rapat sejenak. Keputusannya adalah Jumat, 27 April 2012, pukul 17.00 kami siap berangkat.
 
Baju, peralatan mandi, peralatan salat, sunblock, sudah masuk koper. Pukul 17.30 jemputan kami pun tiba. Namun, selama perjalanan di area Parungkuda – Cibadak – Cisaat kami terjebak macet karena ada burik (bubaran pabrik) hehe... Kami berhenti di Kota Sukabumi untuk mampir ke Alfamart dan ATM. Sepuluh menit kemudian, kami mampir lagi di restoran seafood (isi energi dulu, supaya bisa tidur nyenyak selama perjalanan J). Kami pun berhenti lagi di sebuah masjid mewah dan bersih, masih di kawasan Sukabumi yang mendekati Cianjur. Selesai cuci muka, sikat gigi, salat Magrib dan Isya, kami langsung melanjutkan perjalanan tanpa mampir-mampir lagi. Pukul 4 pagi kami sampai pintu gerbang area Pangandaran Beach. Biaya masuknya adalah Rp27.700,00. Sepanjang perjalanan banyak calo yang menawarkan hotel. Akhirnya dengan bantuan mereka, kami pun menemukan Pondok Wisata Teratai, Jalan Pantai Barat, Belakang Pondok Seni Pangandaran. Fasilitas double big spring bed, kamar mandi dalam, AC, TV LCD, Cermin besar, Air aqua galon lengkap dengan dispensernya. Harga sewa Rp200.000,00 per malam. Kapasitas maksimal 4 orang. Tapi, 6 orang juga bisa masuk, satu kasur memuat 3 orang.
 
Kami rehat sejenak menunggu azan subuh. Pukul 5 kurang azan subuh pun berkumandang. Kami secara bergiliran antre kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan  salat berjamaah secara berpasang-pasangan karena keterbatasan tempat. Waktu yang tersisa 2 jam untuk memaksimalkan tidur karena selama perjalanan, kenyamanan tidur terganggu disebabkan perjalanan berkelok-kelok. Kami bangun dengan segar bugar dan indahnya mentari menyambut di pagi itu. Tiba-tiba terdengar suara ketukan penjual nasi uduk. Menu sarapan pagi itu adalah nasi uduk, telur asin, dan gorengan.
Di bawah ini foto-foto tempat kami menginap
Contact Wisma Teratai

Tampilan Garasi Wisma Teratai 
 Tampilan Halaman Depan Wisma Teratai

 Tampilan Kamar Mandi Wisma Teratai

Tampilan Kamar Tidur Wisma Teratai

Pukul 08.30 kami mulai meluncur ke Cijulang. Jarak Pangandaran – Cijulang adalah 31 km, jadi bisa ditempuh ½ jam berkendaraan dengan kondisi jalan yang cukup rusak. Tujuan pertama kami adalah Green Canyon yang terletak di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Tiba di Cijulang sekitar pukul 09.00. Setelah memarkir mobil, kami segera ke Dermaga (tempat menyimpan perahu untuk mengantarkan pengunjung dalam menyusuri sungai menuju Green Canyon). Harga sewa perahu Rp75.000,00 dengan kapasitas maksimal 5 orang.  Salah satu pemandangan yang memesona adalah lorong gua dengan stalaktit dan stalaknit yang terapit oleh dua bukit yang ditumbuhi pepohonan yang rimbun membuat kami merasa berpetualang. Selain itu, terdapat sebuah jembatan yang menjulang dan menghubungkan kedua bukit di atas sungai yang mengalir sepanjang 40 meter dan membentuk sebuah terowongan di atas aliran sungai yang berwarna hijau. 
             Nama asli tempat ini adalah Cukang Taneuh ‘jembatan tanah’ yang tertera di pintu masuk tempat wisata ini. Hal itu dikarenakan di atas lembah dan jurang Green Canyon terdapat jembatan dari tanah yang digunakan oleh para petani di sekitar sana untuk menuju kebun mereka (itu dulu, tapi sekarang tidak demikian). Asal muasal pemberian nama Green Canyon disebabkan oleh seorang turis berwarga negara Perancis yang berwisata ke tempat ini dan menamainya dengan sebutan Green Canyon sejak tahun 1993 dan sampai sekarang nama ini dikenal oleh banyak masyarakat. Suasana begitu gelap karena sang mentari belum muncul. Alhamdulilah saat itu sedang musim kemarau, jadi air begitu jernih berwarna hijau toska dan kami pun bisa berenang menyusuri sungai itu. Namun jika cuaca buruk atau musim hujan, air sungai berubah warna menjadi cokelat dan pengunjung dilarang berenang. Dalam rangka menikmati kesegaran air sungai di lembah hijau ini, pengunjung diwajibkan menggunakan pelampung dengan ditemani pemandu yang berpengalaman karena kedalaman air dan derasnya arus sungai. Kita hanya boleh berenang di kawasan khusus bertanda kedalaman 3 meter.
Selain menjelajahi sungai, Anda yang bernyali besar dapat memacu adrenalin dengan melompat dari sebuah batu besar yang dinamakan Batu Payung dan berjarak 4 meter menuju sungai. Harga pelampung Rp25.000,00 dengan durasi yang telah ditentukan. Jika overtime, Anda terkena charge.
Kami pun mengabadikan momen-momen indah itu.
 Menjelang Keberangkatan
 Gerbang Utama Green Canyon

 Pelabuhan Bangsal (Tempat bertengger perahu-perahu untuk mengantar pengunjung menuju muara Sungai Green Canyon)


Perjalanan menuju Green Canyon

 Air payau (perpaduan air laut dan sungai)

 Sinar matahari membiaskan air sungai

 Mata air yang mengucur seperti hujan


 Ah.....Segarnya.....
Terkena insiden kaki keram

Untaian air ini menyejukkan kepala kami

Setelah menikmati kesegaran sungai Green Canyon, kami pun segera tancap gas menuju Batukaras Beach. Objek wisata yang satu ini merupakan perpaduan nuansa alam antara objek wisata Pangandaran dan Batu Hiu dengan suasana alam yang tenang, gelombang laut yang bersahabat dengan pantainya yang landai membuat pengunjung kerasan tinggal di kawasan ini. Terletak di Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang dengan jarak ± 34 km dari Pangandaran. Harga tiket masuk kawasan ini adalah Rp27.700,00 per mobil.
Saat itu, kami naik banana boat. Transaksi pun terjadi. Perempuan identik dengan tawar menawar. Alhamdulilah, si akangnya membanting harga mulai dari Rp100.000,00 per orang menjadi Rp25.000,00 per orang. Murah banget. Kami pun segera beraksi di tengah laut J. Setelah puas berenang dan bermain ombak, kami menuju kamar mandi untuk membilas sisa-sisa pasir yang yang nyangkut di baju kami. Dengan sangat terpaksa dan perasaan tak nyaman, kami pulang menuju penginapan dengan keadaan basah kuyup. Waktu terasa lama, alhamdulilah tiba juga di losmen tercinta.
Beginilah suasana yang terekam dari balik lensa kamera.
 Bersahabat dengan ombak...

 Kiat-kiat sebelum menuju banana boat

 Banana boat siap meluncur

Usai makan siang, kami tidur sebentar untuk menyegarkan badan. Pukul 16.30, Nurmala Sali, Adik Teh Yun menjemput kami untuk bersepeda ria di area Pangandaran. Dengan dikomandoi Adit (tunangan Mala), kami pun aman menyusuri jalan. Suasana saat itu begitu cerah, angin membelai begitu menyejukkan. Tak lupa, kami pun berhenti di pesisir pantai untuk menikmati suasana dan yang terpenting adalah mengabadikan momen terindah tersebut. Setelah puas menyisir pantai, kami pun mengayuh kembali sepeda untuk menjemput sunset. Namun dewi fortuna tidak berpihak kepada kami, sunset pun sudah lama berlalu. Kami hanya menikmati es kelapa dengan keindahan senja di malam itu. Kami pun pulang dengan harapan sirna.

 Bersepeda ria di sore hari
 View Pangandaran Beach

 Senja di Pangandaran Beach

Sore-sore minum es kelapa untuk menghilangkan lelah karena telah mengayuh sepeda selama berjam-jam

Selesai salat Isya, kami menyusuri area Pangandaran untuk mencari makan malam. Karena kondisi perut yang kenyang gak jelas (mungkin terlalu banyaknya makan siang yang masuk ke perut kami), Mie bakso Pak Aciplah yang menjadi target kami. Mienya sehat lho, si tetehnya langsung menggiling adonan mie di tempat (fresh from the oven) yummy.... Minumannya variatif, harga terjangkau. Restauran ini menggunakan daging sapi dalam adonan baksonya (jarang-jarang di pesisir pantai ada yang jualan bakso seperti ini). Tempat ini terletak di belakang Hotel Laut Biru. Setelah selesai mengisi amunisi, kami menuju pasar ikan dan pasar suvenir karena tempat ini sangat strategis. Hari itu sangat melelahkan dan tidur pun sangat pulas.
Pukul 07.00 kami prepare pulang. Kami mengejar waktu karena esok hariny harus beraktivitas kembali. Di tengah perjalanan, area Ciamis, kami mampir di rumah makan Ampera (khas Sunda). Menu makanannya cocok banget dengan lidahku dan harganya pun terjangkau. Semua makanan di sana tersaji panas-panas karena semua ikan langsung digoreng sesuai dengan pesanan pelanggan. Namun, kekurangannya kita harus antre dan menunggu agak lama. Lalu, kami salat zuhur dan Asar jamak takdim.


Prepare to come back to Sukabumi


Perjalanan dilanjutkan ke Rajapolah atau king action hehe. Nama Rajapolah identik dengan pusat perdagangan kerajinan tangan. Berbagai jenis produk anyaman dapat dijumpai di jalan utama Rajapolah, sebuah kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Tas, kipas besar, bingkai cermin, keranjang sampah, tempat tisu, sandal, tikar, dompet, dan barang anyaman lain terpajang di toko-toko yang berjejer di jalan sepanjang 1 kilometer itu.
Di sepanjang jalan Rajapolah terdapat sekitar 40 toko yang menjajakan produk kerajinan tangan berbahan dasar pandan, mendong, eceng gondok, rotan, kayu, dan kain bordir. Produk yang diminati pengunjung biasanya tas anyaman, kotak multifungsi, dan kap lampu ukuran kecil. Harga produk yang ditawarkan sekitar Rp15.000,00 – Rp 300.000.
Kerajinan anyaman di Rajapolah yang merupakan usaha turun-temurun telah mengalami banyak kemajuan, baik dari segi pemasaran maupun keanekaragaman produk. Kalau dulu anyaman pandan hanya berbentuk tikar, sekarang sedikitnya ada 50 jenis barang yang siap untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Rajapolah terletak di kabupaten Tasikmalaya, berjarak 90 kilometer dari Bandung dan dapat ditempuh dengan bus atau kendaraan pribadi dalam waktu sekitar 1,5 jam. Tapi jangan salah, sekitar satu kilometer sebelum mencapai Rajapolah terdapat fly over yang menghubungkan Bandung dengan pinggiran Kota Ciamis menuju Yogyakarta tanpa melalui Kota Tasikmalaya dan Ciamis. Untuk mencapai Rajapolah, kita harus mengambil jalan bawah yang menuju Kota Tasikmalaya.
Setelah puas belanja, kami pun menuju asrama.

Minggu, 25 Maret 2012

Semarak Siswa SMA IC Al Kausar dalam Lomba Menulis Artikel di SMAN 3 Sukabumi

   Dengan latar belakang untuk mewadahi kreativitas siswa dalam menulis dan memberi pengalaman kepada mereka, guru-guru melakukan sosialisasi lomba  yang diselenggarakan SMA N 3 Sukabumi; Ibu Rina Fitriani, S.Pd. sebagai pembimbing dan pendamping kelas X, sedangkan Ibu Wilda Widyawati, S.Pd. mendampingi kelas XI.
   Informasi lomba –sebagaimana biasanya-- mendapat sambutan hangat dari siswa. Dari sosialisasi tersebut, terdaftarlah 8 (delapan) siswa dari kelas X dan 12 (dua belas) siswa dari kelas XI. Untuk pembekalan, Bu Rina dan Bu Wilda memberikan pelatihan dan motivasi tentang teknik menulis artikel yang baik dan benar. Selain itu, siswa ditugaskan untuk membaca contoh-contoh artikel sebagai referensi.
   Lomba digelar pada Rabu 15 Februari 2012 bertempat di Aula SMAN 3 Sukabumi mulai pukul 09.00 sampai dengan 11.00. Tampak, para siswa penuh konsentrasi dan fokus dalam menulis. Tema yang diangkat dalam perlombaan tersebut adalah “Peran Pemuda dalam Melestarikan Budaya Bangsa Indonesia”.
   Pada tanggal 24 Februari 2012, panitia mengumumkan hasil perlombaan tersebut, dan alhamdulillah, ananda Siti Fatimah (X3) meraih juara II (kedua) dan Annisha Ayuningdiah (XI IPA1) sebagai juara III (ketiga). Mereka berdua berhak atas hadiah berupa piala dan sejumlah uang pembinaan.
   Para guru berharap bahwa ajang kompetisi ini dapat mengembangkan potensi siswa dalam keterampilan menulis dan melatih siswa dalam berpikir kritis. Dengan hasil yang telah dicapai, semoga menumbuhkan antusiasme para siswa lainnya untuk mengikuti perlombaan berikutnya. (WD dan RF)

Jumat, 16 Maret 2012

Visit to Lombok - Bali on Januari 2012

Suatu hari, kami berempat (Wilda, Risdha, Mahani, dan Ratri), berencana untuk mengisi liburan semester ganjil di Lombok yang artinya jalan lurus dari Ampenan di NTB dan Bali. Setelah bersepakat, kami memiliki waktu tiga bulan untuk menyisakan uang gaji kami. Kami pun mulai menabung dan hidup hemat. Akhirnya budget pun terkumpul. Kalau Anda ingin puas belanja, kuliner, dan berpetualang di tempat wisata, Anda harus menyiapkan uang sekitar 6 jutaan.

Bulan September 2011, kami membeli tiket pesawat Jakarta-Lombok dan Lombok-Bali. Kami menggunakan maskapai Lion air. Karena konsepnya backpacker, kami pun mencari tiket promo. Akhirnya kami mengalokasikan 1 juta dengan spesifikasi 700 ribu untuk penerbangan Jakarta-Lombok dan 300 ribu untuk Lombok-Bali.

Tahap berikutnya browsing losmen. Berkat Mbah Google, akhirnya kami menemukan Losmen Tjabe Merah, Jalan Saleh Sungkar, Gang Cabe Merah, Ampenan, Lombok, NTB. Losmen ini sangat bersih, nyaman, strategis karena terletak di tengah kota, harganya pun terjangkau bagi kaum backpacker. Losmen ini menyediakan dua jenis kamar: 1) kamar dengan kapasitas dua orang, fan, dan kamar mandi seharga Rp80.000,00 per malam, 2) kamar dengan kapasitas dua orang, AC, TV, dan kamar mandi cukup membayar Rp130.000,00 per malam. Tapi, untuk reservasi tidak bisa booking dan bayar DP, kita cukup menelefon owner losmen. Jika Anda berminat, silahkan hub. 0818362905 atau bisa buka web  http://www.lomboktravelnet.com/lombok-gili-hotel/losmen-cabe-ampenan.html

Berikut foto-foto Losmen Cabe Ampenan









 
Empat bulan telah berlalu, tiba waktunya, Holiday i'm coming....^^
Tanggal 1 Januari 2012, Minggu pagi pukul 06.00 kami bertiga berangkat menuju terminal bus damri di Baranang Siang Bogor. Namun, Mahani, salah satu teman kami melewati jalur Bandung karena dia telah menghabiskan malam tahun baru dengan keluarganya di Bandung.

Pukul 10.00 kami tiba di Bandara Soekarno Hatta terminal A, lalu kami pun bertemu dengan Mahani. Waktu itu hujan deras mengguyur bandar udara tercinta. Tanpa membuang waktu, kami pun memasukkan ransel dan koper ke bagasi pesawat.
12.00 kami berangkat. Alhamdulilah pukul 14.30 sampai di Bandar Udara Internasional Lombok. Catatan: Perbandingan waktu di Lombok dan Jawa adalah satu jam lebih awal karena WITA. Sekarang lokasi bandaranya pindah ke Praya, Lombok Tengah dari Mataram, Lombok Barat.

Kemudian, kami dijemput oleh sopir Anti, murid kami yang masih duduk di kelas X. Kami langsung meluncur ke rumah Anti untuk rehat sejenak sambil ikut salat zuhur. Setelah itu, kami beranjak ke Losmen Tjabe Merah Ampenan. Selesai menyimpan koper dan mengehubungi resepsionis, kami pun observasi ke Senggigi beach. Jarak penginapan kami sangat strategis, ke Senggigi Beach hanya membutuhkan waktu 15 menit. Hari itu merupakan hari pertama kita terjebak macet karena stagnasi di Lombok merupakan suata hal yang langka.

Pada hari kedua, Schedule kami adalah perjalanan ke Tanjung Aan Beach, Seger Beach, Kuta Beach, suku Sasak Desa Sade, Pusat Kerajinan Gerabah di Banyumulek, ditutup dengan makan di Restauran Ayam Bakar Taliwang Ibu Diah.

Losmen tempat kami menginap tidak menyediakan sarapan, jadi untuk mengganjal perut di pagi hari, kami makan nasi padang yang berada di sekitar daerah tersebut. Akses pencarian makanan lokal dan halal sangat mudah di Lombok karena mayoritas penduduknya beragama Islam. Kami menginap di Lombok selama enam hari. Dua hari sewa mobil, empat hari menggunakan taxi.

Senin, 2 Januari 2012 pukul 08.00 kami berangkat menuju Tanjung Aan Beach. Sebagai alat tranportasi, kami menggunakan mobil sewaan dari jasa travel. Catatan: Jika Anda ingin puas menjelajah Lombok, cari travel yang ngerti banget area Lombok. Harga sewa mobil Rp400.000,00 per 8 jam. Kalau overtime, kena charge 35.000 per jam. Kami mendapat servis plus-plus yaitu Bapak Awalaudin selain sebagai driver, beliau mencakup guide tour, fotografer, dan pelawak. Oya, hasil jepretan dia bagus lho... karena dia sering mengantar tamu yang berprofesi sebagai fotografer jadi ketularan deh keahliannya.

Jika Anda merencanakan holiday beramai-ramai, kami punya tips dalam mengelola keuangan. Setiap hari kami bergiliran menjadi bendahara. Kami mengalokasikan uang Rp300.000,00 per hari (transportasi, makan, masuk wahana wisata) belum termasuk beli oleh-oleh. Jadi dana yang terkumpul Rp1.200.000,00 per harinya. Tapi, selalu ada kembaliannya karena berempat, kami dapat menghemat pengeluaran.
 
 Tanjung Aan Beach
 Ah....Segarnya es degan ini ditemani dua gadis belia penjual kain tenun asal Lombok
Tampilan bukit di Seger Beach

Ini adalah tempat melahirkan ibu-ibu suku sasak di Desa Sade. Lantai ini dipel dengan menggunakan kotoran kerbau, konon menurut kepercayaan suku sasak ini dapat menguatkan lantai.
Try to make gerabah, Pusat Kerajinan Gerabah, Banyumulek
Ayam Bakar Taliwang Ibu Diah

Selasa, 3 Januari 2012, pukul 08.00 kami menuju pusat kerajinan emas dan mutiara di Sekarbela. Alat transportasi yang kami gunakan adalah angkutan umum. Hal yang unik di sana, sopir angkutannya mengikuti tujuan penunpang, jadi tidak ada trayek yang jelas.   Mutiaranya bagus-bagus lho, harganya beragam, mulai dari 20.000-an s.d. 2 jutaan. Benda-benda yang berbahan dasar mutiara antara lain: kalung, cincin, gelang, anting, dan bros. Kami pun langsung kalap menyerbu tempat itu.

Setelah menyetok buah tangan untuk ortu, nenek, kakek, paman, bibi, dan teman, kami pun beranjak ke Taman Narmada. Di taman ini terdapat pura dan yang paling khas adalah air suci narmada. Konon menurut kepercayaan orang sana, air tersebut dapat membuat kulit awet muda dan mempermudah segala hajat kita. Karena rasa penasaran yang menggelora, kami pun masuk ke tempat konservasi air narmada itu. Kalau yang sedang berhalangan, dilarang memasuki area ini karena dianggap sebagai tempat suci. Harga tiket masuk penangkaran air ini adalah Rp50.000,00. Kemudian, identitas kami ditanyakan oleh pawang tempat tersebut. Beliau langsung melakukan ritual berbasis agama Hindu, kami diam tanpa kata. Lalu, kami dipersilakan untuk membasuh wajah dengan air narmada tersebut dan meminumnya. Aku dan Risdha hanya membasuh wajah saja, tetapi Mahani meminumnya. Ratri tidak masuk karena sedang berhalangan. Sebenarnya kami tercengang, ternyata kondisi di dalamnya seperti itu. Atas dasar penghargaan dan penghormatan terhadap tempat yang dianggap suci oleh warga Lombok, kami pun tetap bertahan walau hati menolaknya. Namun, sepanjang perjalanan Mahani merasakan penyesalan teramat sangat karena telah meminum air tersebut. Catatan: jika Anda beruntung, Anda akan menemukan ular di muara air narmada itu, namun waktu itu kami tidak menemukannya.

Setelah puas menyisir dan berfoto-foto di Taman Narmada, kami pun makan siang di Pasar Cakra yang ditempuh dengan berjalan kaki dari tempat tersebut. Waktu itu, aku dan Mahani makan bakso, sedangkan Risda makan nasi. Sambal Lombok itu pedeeeeessss banget lho, mungkin rawitnya khas. Satu tetes aja seperti makan sambal jawa dua sendok makan. Baksonya itu beda, tidak seperti di Jawa Barat yang komposisinya bakso, mie, dan sayuran, di Lombok hanya terdiri dari bakso dan bihun saja.

Usai menghilangkan rasa lapar di perut, kami pun rehat sejenak ke losmen. Selesai puas istirahat dan salat zuhur, kami dijemput taxi untuk jalan-jalan sore di Senggigi Beach. Yang banyak beroperasi di sana adalah blue bird taxi. Argonya sangat murah karena di sana tidak ada macet dan sistem perhitungannya cukup lambat. Area senggigi beach sudah menjadi hak milik hotel, jadi kita tidak bisa sembarang main di pantai tersebut. Hotel-hotel di sepanjang Senggigi Beach dijubeli oleh wisatawan asing. Setelah mendapat spot yang bagus, kami berdiam diri sambil menunggu sunset. Deburan ombak dan peselancar menghiasi pemandangan pada sore itu, tampilan bukit yang indah menyempurnakan inderaku yang lelah menjalani rutinitas di kantor. Detik berganti menit, menit berganti jam, namun sunset yang ditunggu-tunggu tak muncul juga karena tertutup awan merah. Hmmmm.... i’m not lucky.... Dengan wajah kuyu dan berat hati, kami pun perlahan-lahan meninggalkan Senggigi Beach. Di tengah-tengah perjalanan, akhirnya sunset itu muncul juga walaupun masih tertutup awan setengah bagiannya. Tanpa menghilangkan kesempatan, kami pun berpose dengan sang raja siang tersebut. Acara hari ini ditutup dengan makan bakso yang lumayan terkenal kelezatannya dan kebetulan posisinya terletak di dekat tempat tinggal kami.
 Pusat kerajinan mutiara dan emas, Sekarbela

Sebelum memasuki ke air Narmada, harus memakai kain kuning dulu

Suasana di tempat konservasi air narmada 'air awet muda :D'

Sunset in Senggigi Beach

Rabu, 4 Januari 2012. Kali ini kami lebih awal, mobil jemputan sudah mejeng dari pukul 07.00 masih ditemani sang driver yang penuh kehangatan yaitu Pak Awaludin. Kali ini medannya cukup jauh yaitu ke Lereng Gunung Rinjani. Kami sangat menikmati perjalanan ini. Kami berhenti si setiap bukit hanya sekadar numpang foto aja. Hehe... Bukit Malimbu dan Bukit Nipah sangat berkesan di mata kami, terutama Bukit Nipah seperti lukisan alam. Netra kami sangat dimanjakan oleh pemandangan nan sempurna tersebut. 

Pukul 10.00 WITA kami sampai di Lereng Gunung Rinjani. Setelah memarkirkan mobil, kami pun mulai berjalan menyusuri anak tangga, arus air, dan bebatuan dengan ditemani seorang guide yang bernama Mas Adit. Dengan penuh semangat dan canda tawa, perjalanan pun tak terasa. Kami telah sampai di Air Terjun Sendang Gile. Di sini banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik. Kami langsung bercengkerama dengan kesejukan air tersebut dan tidak lupa pasang aksi dan gaya di depan kamera.

Setelah puas dengan kesegaran Air Terjun Sendang Gile, kami langsung tancap gas melanjutkan perjalanan kembali. Kami semakin agresif dalam perjalanan menyusuri hutan itu. Akhirnya, kami tiba di Air Terjun Tiu Kelep, Tiu artinya embun, Kelep artinya berterbangan. Jadi, Tiu Kelep artinya embun yang berterbangan. Cocok banget dengan namanya karena panorama di area tersebut memang seperti embun yang berterbangan, air terjunnya berundak-undak. Spot ini yang paling diminati oleh wisatawan asing. Kami pun cukup lama menikmati tempat ini.

Setelah puas, kami berjalan meninggalkan tempat nan indah tersebut. Untuk menghemat energi yang telah terkuras, kami menggunakan tenaga arus air, jadi kami berjalan di kolam arus. Sangat menyenangkan karena ini sangat alami. Karena aku tidak membawa ganti, sepanjang jalan aku kedinginan ditambah dengan hembusan AC yang begitu kuat.

Kami pun singgah sejenak ke losmen untuk ganti baju dan salat asar, namun sopir kami tetap sabar menunggu di garasi losmen. Setengah jam berlalu, kami pun siap untuk melancong lagi. Tujuan pertama kami adalah Restauran Seafood Ikan Bakar 99, Cakranegara. Setelah menikmati segala hidangan yang tersaji di meja, kami pun beranjak keliling kota Mataram. Kami berkunjung ke kantor Gubernur Mataram, menyusuri keramaian kota. Pulangnya kami diantar oleh taxi. Hidangan makan malam yaitu bakso khas Lombok yang terletak di depan losmen kami.
 Bukit Malimbu

 Bukit Nipah


 Air Terjun Sendang Gile


 Air Terjun Tiu Kelep 'Embun yang Berterbangan'

Seafood ikan bakar 99, Cakranegara
 Kantor Gubernur Mataram
Hari kelima, Kamis, 5 Januari 2012. Tempat yang akan kami tuju adalah Gili Trawangan. Kali ini, aku yang jadi bendahara. Hehe... Setelah packing peralatan, kami langsung menelefon taxi blue bird Lombok untuk segera menjemput kami. Dalam hitungan menit, sebuah taxi siap mengantar kami. Berangkaaaaattttt...

Alhamdulilah kami telah sampai di terminal. Untuk ke Gili Trawangan, kami harus ke Pelabuhan Bangsal terlebih dahulu. Kami menggunakan Cidomo (sejenis andong) untuk menuju ke Pelabuhan Bangsal. Ongkosnya Rp15.000,00. Lalu, kami membeli tiket perahu untuk menyeberang ke Gili Trawangan seharga Rp10.000,00 per orang. Lalu kami pun naik perahu berwarna biru untuk sampai ke sana, uniknya kami disatukan dengan bahan-bahan makanan (sayuran, buah, ikan, daging, dsb.)

Welcome To Gili Trawangan...... what a beautifull Gili... pasir putih, laut terhampar membiru. Ada dua transportasi untuk menyisir keindahan tempat ini, pertama yaitu cidomo dengan harga 300.000, kedua adalah sepeda dengan harga 50.000 seharian sampai puas. Kami segera menyewa 4 sepeda, hmmmm untungnya semua bisa mengayuh sepeda. Lalu kami pun mencari Rudiawan, teman Mahani, yang bekerja di Bar untuk menjadi guide kami. Setelah berkeliling, akhirnya ditemukanlah Sama Sama Reggae Bar. Kami pun diantar ke tempat penangkaran penyu, lalu langsung ganti kostum untuk snorkeling. Tp, sayang terumbu karangnya sudah jelek, tidak berwarna lagi.

Setelah puas snorkeling. Kami pun kelaparan, lalu kami makan di rumah makan yang terletak sekitar area tersebut. Makanan di sini cukup murah, hanya dengan Rp15.000,00 bisa makan sepuasnya. Rasanya enak dan pedesnya khas banget. Menunya variatif, ada rendang telur, tongkol cabik, tumis kangkung, ayam goreng, telur ceplok, rendang sapi, urab sayur. 



 Gili Trawangan
Jumat, 6 Januari 2012, kami terbang menuju Bali. Dari Denpasar Internasional Airport kami menggunakan Taxi Bali. Tujuan kami adalah Losmen Cempaka yang terletak di Poppies Lane II, Legian St. Br. Pangabetan, Kuta, Bali. Ini adalah area backpaker untuk bule. Harga losmen per malam 170.000 dengan kapasitas untuk 2 orang, fasilitas: satu tempat tidur spring bed, satu kamar mandi, dan breakfast panecake, teh/kopi, dan buah. Area ini berada di tengah-tengah kota, outlet pakaian dan makanan berjajar di sana sini, namun harga bule. Setelah menghilangkan keringat yang membasahi tubuh dan salat zuhur, kami pun berjalan-jalan keluar untuk mencari taxi karena area ini tidak bisa dimasuki mobil. Kami pun langsung meluncur ke Kresna. Di sini beragam oleh-oleh khas Bali tersedia sangat lengkap, mulai dari makanan, tas, baju, celana, aksesori,  sandal, sepatu ada dan harganya pun relatif murah.

Tak lengkap rasanya bila singgah di Bali, tidak menyempatkan diri ke Joger ‘Pabrik Kata-kata’. Kami pun langsung menuju ke sana. Harga di sini sedikit lebih mahal dibandingkan dengan Kresna, namun memiliki keunikan tersendiri. Tak terasa perut meronta-ronta minta diisi, kami pun berjalan-jalan mencari makanan halal. Menu makan sore itu adalah nasi goreng dan teh botol. Sambil asik menikmati makanan, kami mendapat kenalan baru dari travel. Obrolan kami begitu menyenangkan, sampai akhirnya dia promosi penyewaan mobil. Harga yang ditawarkan sangat murah yaitu 350.000 per 12 jam sudah termasuk driver dan BBM. Namun, kami sudah menyewa mobil seminggu sebelum acara liburan ini tiba dengan harga 380.000 per 8 jam. Kenalan baru kami mengantarkan pulang ke losmen dengan cuma-cuma tanpa bayaran. Alhamdulilah bisa menghemat pengeluaran hehe...

Sabtu, 7 Januari 2012, 07.30 WITA sarapan. Sopir telah menjemput kami. Tempat yang akan kami kunjungi adalah Dreamland Beach, Tanah Lot Beach, Padang-Padang Beach, Uluwatu, dan Blue Marlin Cafe di Jimbaran. Mobil hanya bisa parkir di Monumen Bali karena ini adalah tempat satu-satunya yang berjarak dekat dengan losmen. Driver kami bernama Pak Gede. Sepanjang perjalanan kami mengobrol tentang culture Bali. Bali adalah pulau eksotis yang dikenal oleh mancanegara. Hal ini sangat menguntungkan warga Bali karena dapat memberikan omzet yang besar. Akan tetapi, tabungan mereka hanya ditujukan untuk upacara ngaben. Prosesi sakral tersebut membutuhkan biaya paling sedikit 75 juta. Nominal uang yang sangat tinggi untuk membayar harga sebuah mayat. Uang sebesar itu dianggarkan untuk membiayai keluarga terdekat si mayat karena selama enam hari anggota keluarga tersebut tidak bekerja dan segala kebutuhan hidup di-supply dari uang tersebut. Itulah alasan biaya upacara ngaben sangat tinggi.

Di sepanjang perjalanan mata kami tak henti-hentinya memandangi pure yang dibangun di setiap rumah. Bentuknya pun beragam, tergantung besar kecilnya ukuran rumah. Semakin besar rumah maka semakin besar dan bagus purenya. Waktu terasa singkat, kami pun tiba di Tanah Lot Beach. Keunikan area ini adalah keberadaan pure di tengah laut, ombaknya sangat besar berpasir hitam. Kemudian kami beranjak ke Dreamland Beach. Keindahan tempat ini adalah pasir putih, anginnya super kencang, batu karang yang sangat tajam.
 Tempat tidur Losmen Cempaka


 Kamar Mandi Losmen Cempaka


 Taman inklud tempat sarapan Losmen Cempaka
Menu sarapan versi Losmen Cempaka

Tanah Lot Beach

Dream Land Beach

Padang Padang beach
Uluwatu

Blue Marlin Cafe at Jimbaran
Daftar menu dan harga Blue Marlin Cafe

Suasana malam di Hard Rock Cafe

Lombok - Bali....paradise island....tak lekang oleh waktu, begitu melekat dalam ingatan kami....
Lombok tetaplah menjadi sang perawan, Bali tonjolkan terus budayamu agar lebih progresif dan variatif....