Minggu, 25 Maret 2012

Semarak Siswa SMA IC Al Kausar dalam Lomba Menulis Artikel di SMAN 3 Sukabumi

   Dengan latar belakang untuk mewadahi kreativitas siswa dalam menulis dan memberi pengalaman kepada mereka, guru-guru melakukan sosialisasi lomba  yang diselenggarakan SMA N 3 Sukabumi; Ibu Rina Fitriani, S.Pd. sebagai pembimbing dan pendamping kelas X, sedangkan Ibu Wilda Widyawati, S.Pd. mendampingi kelas XI.
   Informasi lomba –sebagaimana biasanya-- mendapat sambutan hangat dari siswa. Dari sosialisasi tersebut, terdaftarlah 8 (delapan) siswa dari kelas X dan 12 (dua belas) siswa dari kelas XI. Untuk pembekalan, Bu Rina dan Bu Wilda memberikan pelatihan dan motivasi tentang teknik menulis artikel yang baik dan benar. Selain itu, siswa ditugaskan untuk membaca contoh-contoh artikel sebagai referensi.
   Lomba digelar pada Rabu 15 Februari 2012 bertempat di Aula SMAN 3 Sukabumi mulai pukul 09.00 sampai dengan 11.00. Tampak, para siswa penuh konsentrasi dan fokus dalam menulis. Tema yang diangkat dalam perlombaan tersebut adalah “Peran Pemuda dalam Melestarikan Budaya Bangsa Indonesia”.
   Pada tanggal 24 Februari 2012, panitia mengumumkan hasil perlombaan tersebut, dan alhamdulillah, ananda Siti Fatimah (X3) meraih juara II (kedua) dan Annisha Ayuningdiah (XI IPA1) sebagai juara III (ketiga). Mereka berdua berhak atas hadiah berupa piala dan sejumlah uang pembinaan.
   Para guru berharap bahwa ajang kompetisi ini dapat mengembangkan potensi siswa dalam keterampilan menulis dan melatih siswa dalam berpikir kritis. Dengan hasil yang telah dicapai, semoga menumbuhkan antusiasme para siswa lainnya untuk mengikuti perlombaan berikutnya. (WD dan RF)

Jumat, 16 Maret 2012

Visit to Lombok - Bali on Januari 2012

Suatu hari, kami berempat (Wilda, Risdha, Mahani, dan Ratri), berencana untuk mengisi liburan semester ganjil di Lombok yang artinya jalan lurus dari Ampenan di NTB dan Bali. Setelah bersepakat, kami memiliki waktu tiga bulan untuk menyisakan uang gaji kami. Kami pun mulai menabung dan hidup hemat. Akhirnya budget pun terkumpul. Kalau Anda ingin puas belanja, kuliner, dan berpetualang di tempat wisata, Anda harus menyiapkan uang sekitar 6 jutaan.

Bulan September 2011, kami membeli tiket pesawat Jakarta-Lombok dan Lombok-Bali. Kami menggunakan maskapai Lion air. Karena konsepnya backpacker, kami pun mencari tiket promo. Akhirnya kami mengalokasikan 1 juta dengan spesifikasi 700 ribu untuk penerbangan Jakarta-Lombok dan 300 ribu untuk Lombok-Bali.

Tahap berikutnya browsing losmen. Berkat Mbah Google, akhirnya kami menemukan Losmen Tjabe Merah, Jalan Saleh Sungkar, Gang Cabe Merah, Ampenan, Lombok, NTB. Losmen ini sangat bersih, nyaman, strategis karena terletak di tengah kota, harganya pun terjangkau bagi kaum backpacker. Losmen ini menyediakan dua jenis kamar: 1) kamar dengan kapasitas dua orang, fan, dan kamar mandi seharga Rp80.000,00 per malam, 2) kamar dengan kapasitas dua orang, AC, TV, dan kamar mandi cukup membayar Rp130.000,00 per malam. Tapi, untuk reservasi tidak bisa booking dan bayar DP, kita cukup menelefon owner losmen. Jika Anda berminat, silahkan hub. 0818362905 atau bisa buka web  http://www.lomboktravelnet.com/lombok-gili-hotel/losmen-cabe-ampenan.html

Berikut foto-foto Losmen Cabe Ampenan









 
Empat bulan telah berlalu, tiba waktunya, Holiday i'm coming....^^
Tanggal 1 Januari 2012, Minggu pagi pukul 06.00 kami bertiga berangkat menuju terminal bus damri di Baranang Siang Bogor. Namun, Mahani, salah satu teman kami melewati jalur Bandung karena dia telah menghabiskan malam tahun baru dengan keluarganya di Bandung.

Pukul 10.00 kami tiba di Bandara Soekarno Hatta terminal A, lalu kami pun bertemu dengan Mahani. Waktu itu hujan deras mengguyur bandar udara tercinta. Tanpa membuang waktu, kami pun memasukkan ransel dan koper ke bagasi pesawat.
12.00 kami berangkat. Alhamdulilah pukul 14.30 sampai di Bandar Udara Internasional Lombok. Catatan: Perbandingan waktu di Lombok dan Jawa adalah satu jam lebih awal karena WITA. Sekarang lokasi bandaranya pindah ke Praya, Lombok Tengah dari Mataram, Lombok Barat.

Kemudian, kami dijemput oleh sopir Anti, murid kami yang masih duduk di kelas X. Kami langsung meluncur ke rumah Anti untuk rehat sejenak sambil ikut salat zuhur. Setelah itu, kami beranjak ke Losmen Tjabe Merah Ampenan. Selesai menyimpan koper dan mengehubungi resepsionis, kami pun observasi ke Senggigi beach. Jarak penginapan kami sangat strategis, ke Senggigi Beach hanya membutuhkan waktu 15 menit. Hari itu merupakan hari pertama kita terjebak macet karena stagnasi di Lombok merupakan suata hal yang langka.

Pada hari kedua, Schedule kami adalah perjalanan ke Tanjung Aan Beach, Seger Beach, Kuta Beach, suku Sasak Desa Sade, Pusat Kerajinan Gerabah di Banyumulek, ditutup dengan makan di Restauran Ayam Bakar Taliwang Ibu Diah.

Losmen tempat kami menginap tidak menyediakan sarapan, jadi untuk mengganjal perut di pagi hari, kami makan nasi padang yang berada di sekitar daerah tersebut. Akses pencarian makanan lokal dan halal sangat mudah di Lombok karena mayoritas penduduknya beragama Islam. Kami menginap di Lombok selama enam hari. Dua hari sewa mobil, empat hari menggunakan taxi.

Senin, 2 Januari 2012 pukul 08.00 kami berangkat menuju Tanjung Aan Beach. Sebagai alat tranportasi, kami menggunakan mobil sewaan dari jasa travel. Catatan: Jika Anda ingin puas menjelajah Lombok, cari travel yang ngerti banget area Lombok. Harga sewa mobil Rp400.000,00 per 8 jam. Kalau overtime, kena charge 35.000 per jam. Kami mendapat servis plus-plus yaitu Bapak Awalaudin selain sebagai driver, beliau mencakup guide tour, fotografer, dan pelawak. Oya, hasil jepretan dia bagus lho... karena dia sering mengantar tamu yang berprofesi sebagai fotografer jadi ketularan deh keahliannya.

Jika Anda merencanakan holiday beramai-ramai, kami punya tips dalam mengelola keuangan. Setiap hari kami bergiliran menjadi bendahara. Kami mengalokasikan uang Rp300.000,00 per hari (transportasi, makan, masuk wahana wisata) belum termasuk beli oleh-oleh. Jadi dana yang terkumpul Rp1.200.000,00 per harinya. Tapi, selalu ada kembaliannya karena berempat, kami dapat menghemat pengeluaran.
 
 Tanjung Aan Beach
 Ah....Segarnya es degan ini ditemani dua gadis belia penjual kain tenun asal Lombok
Tampilan bukit di Seger Beach

Ini adalah tempat melahirkan ibu-ibu suku sasak di Desa Sade. Lantai ini dipel dengan menggunakan kotoran kerbau, konon menurut kepercayaan suku sasak ini dapat menguatkan lantai.
Try to make gerabah, Pusat Kerajinan Gerabah, Banyumulek
Ayam Bakar Taliwang Ibu Diah

Selasa, 3 Januari 2012, pukul 08.00 kami menuju pusat kerajinan emas dan mutiara di Sekarbela. Alat transportasi yang kami gunakan adalah angkutan umum. Hal yang unik di sana, sopir angkutannya mengikuti tujuan penunpang, jadi tidak ada trayek yang jelas.   Mutiaranya bagus-bagus lho, harganya beragam, mulai dari 20.000-an s.d. 2 jutaan. Benda-benda yang berbahan dasar mutiara antara lain: kalung, cincin, gelang, anting, dan bros. Kami pun langsung kalap menyerbu tempat itu.

Setelah menyetok buah tangan untuk ortu, nenek, kakek, paman, bibi, dan teman, kami pun beranjak ke Taman Narmada. Di taman ini terdapat pura dan yang paling khas adalah air suci narmada. Konon menurut kepercayaan orang sana, air tersebut dapat membuat kulit awet muda dan mempermudah segala hajat kita. Karena rasa penasaran yang menggelora, kami pun masuk ke tempat konservasi air narmada itu. Kalau yang sedang berhalangan, dilarang memasuki area ini karena dianggap sebagai tempat suci. Harga tiket masuk penangkaran air ini adalah Rp50.000,00. Kemudian, identitas kami ditanyakan oleh pawang tempat tersebut. Beliau langsung melakukan ritual berbasis agama Hindu, kami diam tanpa kata. Lalu, kami dipersilakan untuk membasuh wajah dengan air narmada tersebut dan meminumnya. Aku dan Risdha hanya membasuh wajah saja, tetapi Mahani meminumnya. Ratri tidak masuk karena sedang berhalangan. Sebenarnya kami tercengang, ternyata kondisi di dalamnya seperti itu. Atas dasar penghargaan dan penghormatan terhadap tempat yang dianggap suci oleh warga Lombok, kami pun tetap bertahan walau hati menolaknya. Namun, sepanjang perjalanan Mahani merasakan penyesalan teramat sangat karena telah meminum air tersebut. Catatan: jika Anda beruntung, Anda akan menemukan ular di muara air narmada itu, namun waktu itu kami tidak menemukannya.

Setelah puas menyisir dan berfoto-foto di Taman Narmada, kami pun makan siang di Pasar Cakra yang ditempuh dengan berjalan kaki dari tempat tersebut. Waktu itu, aku dan Mahani makan bakso, sedangkan Risda makan nasi. Sambal Lombok itu pedeeeeessss banget lho, mungkin rawitnya khas. Satu tetes aja seperti makan sambal jawa dua sendok makan. Baksonya itu beda, tidak seperti di Jawa Barat yang komposisinya bakso, mie, dan sayuran, di Lombok hanya terdiri dari bakso dan bihun saja.

Usai menghilangkan rasa lapar di perut, kami pun rehat sejenak ke losmen. Selesai puas istirahat dan salat zuhur, kami dijemput taxi untuk jalan-jalan sore di Senggigi Beach. Yang banyak beroperasi di sana adalah blue bird taxi. Argonya sangat murah karena di sana tidak ada macet dan sistem perhitungannya cukup lambat. Area senggigi beach sudah menjadi hak milik hotel, jadi kita tidak bisa sembarang main di pantai tersebut. Hotel-hotel di sepanjang Senggigi Beach dijubeli oleh wisatawan asing. Setelah mendapat spot yang bagus, kami berdiam diri sambil menunggu sunset. Deburan ombak dan peselancar menghiasi pemandangan pada sore itu, tampilan bukit yang indah menyempurnakan inderaku yang lelah menjalani rutinitas di kantor. Detik berganti menit, menit berganti jam, namun sunset yang ditunggu-tunggu tak muncul juga karena tertutup awan merah. Hmmmm.... i’m not lucky.... Dengan wajah kuyu dan berat hati, kami pun perlahan-lahan meninggalkan Senggigi Beach. Di tengah-tengah perjalanan, akhirnya sunset itu muncul juga walaupun masih tertutup awan setengah bagiannya. Tanpa menghilangkan kesempatan, kami pun berpose dengan sang raja siang tersebut. Acara hari ini ditutup dengan makan bakso yang lumayan terkenal kelezatannya dan kebetulan posisinya terletak di dekat tempat tinggal kami.
 Pusat kerajinan mutiara dan emas, Sekarbela

Sebelum memasuki ke air Narmada, harus memakai kain kuning dulu

Suasana di tempat konservasi air narmada 'air awet muda :D'

Sunset in Senggigi Beach

Rabu, 4 Januari 2012. Kali ini kami lebih awal, mobil jemputan sudah mejeng dari pukul 07.00 masih ditemani sang driver yang penuh kehangatan yaitu Pak Awaludin. Kali ini medannya cukup jauh yaitu ke Lereng Gunung Rinjani. Kami sangat menikmati perjalanan ini. Kami berhenti si setiap bukit hanya sekadar numpang foto aja. Hehe... Bukit Malimbu dan Bukit Nipah sangat berkesan di mata kami, terutama Bukit Nipah seperti lukisan alam. Netra kami sangat dimanjakan oleh pemandangan nan sempurna tersebut. 

Pukul 10.00 WITA kami sampai di Lereng Gunung Rinjani. Setelah memarkirkan mobil, kami pun mulai berjalan menyusuri anak tangga, arus air, dan bebatuan dengan ditemani seorang guide yang bernama Mas Adit. Dengan penuh semangat dan canda tawa, perjalanan pun tak terasa. Kami telah sampai di Air Terjun Sendang Gile. Di sini banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik. Kami langsung bercengkerama dengan kesejukan air tersebut dan tidak lupa pasang aksi dan gaya di depan kamera.

Setelah puas dengan kesegaran Air Terjun Sendang Gile, kami langsung tancap gas melanjutkan perjalanan kembali. Kami semakin agresif dalam perjalanan menyusuri hutan itu. Akhirnya, kami tiba di Air Terjun Tiu Kelep, Tiu artinya embun, Kelep artinya berterbangan. Jadi, Tiu Kelep artinya embun yang berterbangan. Cocok banget dengan namanya karena panorama di area tersebut memang seperti embun yang berterbangan, air terjunnya berundak-undak. Spot ini yang paling diminati oleh wisatawan asing. Kami pun cukup lama menikmati tempat ini.

Setelah puas, kami berjalan meninggalkan tempat nan indah tersebut. Untuk menghemat energi yang telah terkuras, kami menggunakan tenaga arus air, jadi kami berjalan di kolam arus. Sangat menyenangkan karena ini sangat alami. Karena aku tidak membawa ganti, sepanjang jalan aku kedinginan ditambah dengan hembusan AC yang begitu kuat.

Kami pun singgah sejenak ke losmen untuk ganti baju dan salat asar, namun sopir kami tetap sabar menunggu di garasi losmen. Setengah jam berlalu, kami pun siap untuk melancong lagi. Tujuan pertama kami adalah Restauran Seafood Ikan Bakar 99, Cakranegara. Setelah menikmati segala hidangan yang tersaji di meja, kami pun beranjak keliling kota Mataram. Kami berkunjung ke kantor Gubernur Mataram, menyusuri keramaian kota. Pulangnya kami diantar oleh taxi. Hidangan makan malam yaitu bakso khas Lombok yang terletak di depan losmen kami.
 Bukit Malimbu

 Bukit Nipah


 Air Terjun Sendang Gile


 Air Terjun Tiu Kelep 'Embun yang Berterbangan'

Seafood ikan bakar 99, Cakranegara
 Kantor Gubernur Mataram
Hari kelima, Kamis, 5 Januari 2012. Tempat yang akan kami tuju adalah Gili Trawangan. Kali ini, aku yang jadi bendahara. Hehe... Setelah packing peralatan, kami langsung menelefon taxi blue bird Lombok untuk segera menjemput kami. Dalam hitungan menit, sebuah taxi siap mengantar kami. Berangkaaaaattttt...

Alhamdulilah kami telah sampai di terminal. Untuk ke Gili Trawangan, kami harus ke Pelabuhan Bangsal terlebih dahulu. Kami menggunakan Cidomo (sejenis andong) untuk menuju ke Pelabuhan Bangsal. Ongkosnya Rp15.000,00. Lalu, kami membeli tiket perahu untuk menyeberang ke Gili Trawangan seharga Rp10.000,00 per orang. Lalu kami pun naik perahu berwarna biru untuk sampai ke sana, uniknya kami disatukan dengan bahan-bahan makanan (sayuran, buah, ikan, daging, dsb.)

Welcome To Gili Trawangan...... what a beautifull Gili... pasir putih, laut terhampar membiru. Ada dua transportasi untuk menyisir keindahan tempat ini, pertama yaitu cidomo dengan harga 300.000, kedua adalah sepeda dengan harga 50.000 seharian sampai puas. Kami segera menyewa 4 sepeda, hmmmm untungnya semua bisa mengayuh sepeda. Lalu kami pun mencari Rudiawan, teman Mahani, yang bekerja di Bar untuk menjadi guide kami. Setelah berkeliling, akhirnya ditemukanlah Sama Sama Reggae Bar. Kami pun diantar ke tempat penangkaran penyu, lalu langsung ganti kostum untuk snorkeling. Tp, sayang terumbu karangnya sudah jelek, tidak berwarna lagi.

Setelah puas snorkeling. Kami pun kelaparan, lalu kami makan di rumah makan yang terletak sekitar area tersebut. Makanan di sini cukup murah, hanya dengan Rp15.000,00 bisa makan sepuasnya. Rasanya enak dan pedesnya khas banget. Menunya variatif, ada rendang telur, tongkol cabik, tumis kangkung, ayam goreng, telur ceplok, rendang sapi, urab sayur. 



 Gili Trawangan
Jumat, 6 Januari 2012, kami terbang menuju Bali. Dari Denpasar Internasional Airport kami menggunakan Taxi Bali. Tujuan kami adalah Losmen Cempaka yang terletak di Poppies Lane II, Legian St. Br. Pangabetan, Kuta, Bali. Ini adalah area backpaker untuk bule. Harga losmen per malam 170.000 dengan kapasitas untuk 2 orang, fasilitas: satu tempat tidur spring bed, satu kamar mandi, dan breakfast panecake, teh/kopi, dan buah. Area ini berada di tengah-tengah kota, outlet pakaian dan makanan berjajar di sana sini, namun harga bule. Setelah menghilangkan keringat yang membasahi tubuh dan salat zuhur, kami pun berjalan-jalan keluar untuk mencari taxi karena area ini tidak bisa dimasuki mobil. Kami pun langsung meluncur ke Kresna. Di sini beragam oleh-oleh khas Bali tersedia sangat lengkap, mulai dari makanan, tas, baju, celana, aksesori,  sandal, sepatu ada dan harganya pun relatif murah.

Tak lengkap rasanya bila singgah di Bali, tidak menyempatkan diri ke Joger ‘Pabrik Kata-kata’. Kami pun langsung menuju ke sana. Harga di sini sedikit lebih mahal dibandingkan dengan Kresna, namun memiliki keunikan tersendiri. Tak terasa perut meronta-ronta minta diisi, kami pun berjalan-jalan mencari makanan halal. Menu makan sore itu adalah nasi goreng dan teh botol. Sambil asik menikmati makanan, kami mendapat kenalan baru dari travel. Obrolan kami begitu menyenangkan, sampai akhirnya dia promosi penyewaan mobil. Harga yang ditawarkan sangat murah yaitu 350.000 per 12 jam sudah termasuk driver dan BBM. Namun, kami sudah menyewa mobil seminggu sebelum acara liburan ini tiba dengan harga 380.000 per 8 jam. Kenalan baru kami mengantarkan pulang ke losmen dengan cuma-cuma tanpa bayaran. Alhamdulilah bisa menghemat pengeluaran hehe...

Sabtu, 7 Januari 2012, 07.30 WITA sarapan. Sopir telah menjemput kami. Tempat yang akan kami kunjungi adalah Dreamland Beach, Tanah Lot Beach, Padang-Padang Beach, Uluwatu, dan Blue Marlin Cafe di Jimbaran. Mobil hanya bisa parkir di Monumen Bali karena ini adalah tempat satu-satunya yang berjarak dekat dengan losmen. Driver kami bernama Pak Gede. Sepanjang perjalanan kami mengobrol tentang culture Bali. Bali adalah pulau eksotis yang dikenal oleh mancanegara. Hal ini sangat menguntungkan warga Bali karena dapat memberikan omzet yang besar. Akan tetapi, tabungan mereka hanya ditujukan untuk upacara ngaben. Prosesi sakral tersebut membutuhkan biaya paling sedikit 75 juta. Nominal uang yang sangat tinggi untuk membayar harga sebuah mayat. Uang sebesar itu dianggarkan untuk membiayai keluarga terdekat si mayat karena selama enam hari anggota keluarga tersebut tidak bekerja dan segala kebutuhan hidup di-supply dari uang tersebut. Itulah alasan biaya upacara ngaben sangat tinggi.

Di sepanjang perjalanan mata kami tak henti-hentinya memandangi pure yang dibangun di setiap rumah. Bentuknya pun beragam, tergantung besar kecilnya ukuran rumah. Semakin besar rumah maka semakin besar dan bagus purenya. Waktu terasa singkat, kami pun tiba di Tanah Lot Beach. Keunikan area ini adalah keberadaan pure di tengah laut, ombaknya sangat besar berpasir hitam. Kemudian kami beranjak ke Dreamland Beach. Keindahan tempat ini adalah pasir putih, anginnya super kencang, batu karang yang sangat tajam.
 Tempat tidur Losmen Cempaka


 Kamar Mandi Losmen Cempaka


 Taman inklud tempat sarapan Losmen Cempaka
Menu sarapan versi Losmen Cempaka

Tanah Lot Beach

Dream Land Beach

Padang Padang beach
Uluwatu

Blue Marlin Cafe at Jimbaran
Daftar menu dan harga Blue Marlin Cafe

Suasana malam di Hard Rock Cafe

Lombok - Bali....paradise island....tak lekang oleh waktu, begitu melekat dalam ingatan kami....
Lombok tetaplah menjadi sang perawan, Bali tonjolkan terus budayamu agar lebih progresif dan variatif....